macam-macam sastra melayu klasik
1. Pengertian
Karya sastra melayu klasik adalah karya-karya yang
tersiar pada periode sastra tradisional atau sastra lama. Dalam karya sastra
disebutkan bahwa sastra lama berkembang sebelum periode 20-an.
Pada awalnya bentuk sastra merupakan cerita rakyat
yang disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut dan turun temurun. Menurut A.
Ikram, dalam bukunya Filologi Nusantara (Jakarta: Pustaka Jaya 1991, hal. 220)
Sekarang cerita rakyat ditulis dan diterbitkan menjadi
buku, seperti halnya cerpen atau novel.
2. Ciri-ciri sastra klasik
a.
Nama
pengarangnya tidak diketahui (Anonim)
b.
Bersifat
prologis, mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum
c.
Istana
sentries, karya sastrawan bersumber dari kehidupan istana atau raj-raja.
d.
Bersifat
klise
e.
Fantastis
f.
Statis
g.
Lisan,
disampaikan dari mulut kemulut
h.
Tidak
berangka tahun
3. Nilai dalam karya sastra klasik
Nilai adalah sesuatu sifat atau hal penting dan
berguna bagi kemanusiaan. Nilai dapat berupa konsep, prinsip, cara berfikir,
prilaku, dan sikap seseorang.
Kandungan nilai dalam karya tidak hanya mengungkapkan
keindahan saja, tetapi memiliki juga titik identifikasi dengan pengarang dan
lingkungan. Seseorang pengarang berupaya menyampaikan tanggapan, gagasan
perasaan, pengalaman dan pandangan-pandangan terhadap kehidupan masyarakat
sekitarnya. Dengan demikian muncullah hal-hal yang menyita perhatian
direnungkan, dipahami, dilaksanakan, bahkan disebarluaskan, dan dipertahankan
keberadaannya. Itulah nilai-nilai luhur kehidupan. Misalnya nilai moral yang
berhubungan kemanusian, kerukunan, kebersamaan dan keselarasan, kepercayaan,
kebutuhan, dan lain-lain. Nilai-nilai luhur inilah yang berjasa mendidik,
membina dan mendewasakan pembaca.
4. Jenis karya klasik
Jenis karya
sastra melayu klasik menurut bentuknya terbagi atas dua bagian atau bentuk.
Yaitu sastra puisi dan sastra prosa
a.
Berbentuk
puisi
Karya sastra
klasik dalam bentuk puisi juga memiliki berbagai macam jenis. Diantaranya
adalah;
·
Mantra
adalah rangkaian kata yang mengandung rima danirama yang dianggap mengandung
kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh seorang dukun atau pawang untuk melawan
atau menandingi kekuatan gaib lainnya. Namun, hakikat mantra itu sendiri adalah
doa yang diucapkan oleh seorang pawang dalam keadaan trance ‘kerasukan’.
Di dalam mantra yang penting bukan makna kata demi kata, melainkan kekuatan
bunyi yang bersifat sugestif.
Contoh
mantra:
Pulanglah engkau kepada rimba sekampung,
Pulanglah engkau kepada rimba yang besar,
Pulanglah engkau kepada gunung guntung,
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada kolam yang tiada berorang,
Pulanglah engkau kepada mata air yang tiada kering,
Jikalau kau tiada mau kembali, matilah engkau.
·
Bidal adalah
kalimat singkat yang mengandung pengertian atau kiasan dan membayangkan
sindiran.
1. Contoh Bidal Ungkapan
- Tangan panjang artinya suka mencuri
- Ringan tangan artinya suka membantu
- Besar kepala artinya sombong
2. Contoh Bidal Pepatah
- Anjing menyalak tidak menggigit artinya mulut besar tetapi penakut.
- Besar pasak daripada tiang artinya besar pengeluaran dari pendapatan.
3. Contoh Bidal Perumpamaan
- Bagai durian dengan mentimun artinya orang kecil melawan orang besar pasti akan kalah.
- Seperti kerbau di cocok hidung artinya orang yang bodoh selalu menurut perintah orang lain.
4. Contoh Bidal Tamzil
- Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
5. Contoh Bidal Ibarat
- Bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak hendak
- Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang
6. Contoh Bidal Kata arif
- Senangkanlah hatimu dengan menyenangkan hati orang lain.
7. Contoh Bidal Pameo
- Sekali merdeka tetap merdeka.
- Tangan panjang artinya suka mencuri
- Ringan tangan artinya suka membantu
- Besar kepala artinya sombong
2. Contoh Bidal Pepatah
- Anjing menyalak tidak menggigit artinya mulut besar tetapi penakut.
- Besar pasak daripada tiang artinya besar pengeluaran dari pendapatan.
3. Contoh Bidal Perumpamaan
- Bagai durian dengan mentimun artinya orang kecil melawan orang besar pasti akan kalah.
- Seperti kerbau di cocok hidung artinya orang yang bodoh selalu menurut perintah orang lain.
4. Contoh Bidal Tamzil
- Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
5. Contoh Bidal Ibarat
- Bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak hendak
- Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang
6. Contoh Bidal Kata arif
- Senangkanlah hatimu dengan menyenangkan hati orang lain.
7. Contoh Bidal Pameo
- Sekali merdeka tetap merdeka.
·
Talibun
adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi,
tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama
abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Contoh Talibun :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu.
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu.
·
Seloka
merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang
mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai
bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis
lebih dari empat baris.
a. contoh seloka 4 baris:
anak pak dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat,
nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat ?
b. contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
a. contoh seloka 4 baris:
anak pak dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat,
nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat ?
b. contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
·
Gurindam
adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan
irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama
berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan
jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat
·
Pantun
merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a,
a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora
dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun
tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata.
Contoh :
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
·
Karmina atau
dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris.
Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola
sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun
ungkapan secara langsung.
Contoh Karmina 1
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad
Contoh Karmina 2
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Contoh Karmina 3
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Contoh Karmina 4
Kelapa diparut enak rasanya
Biar pertunya gendut baik hatinya
Contoh Karmina 5
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad
Contoh Karmina 2
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Contoh Karmina 3
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Contoh Karmina 4
Kelapa diparut enak rasanya
Biar pertunya gendut baik hatinya
Contoh Karmina 5
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
·
Syair adalah
puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.
Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung
arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung
maksud). Syair berasal dari Arab.
Contoh syair:
Syair Ken Tambuhan
Lalulah berjalan
Ken Tambuhan
diiringkah penglipur dengan tadahan
lemah lembut berjalan pelahan-lahan
lakunya manis memberi kasihan
diiringkah penglipur dengan tadahan
lemah lembut berjalan pelahan-lahan
lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis
segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Syair Abdul Muluk
Berhentilah
kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah Paduka Sultan
Duduklah Baginda bersuka-sukaan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah Paduka Sultan
Duduklah Baginda bersuka-sukaan
Abdul Muluk
putera Baginda
Besarlah sudah bangsa muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Besarlah sudah bangsa muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Parasnya elok
amat sempurna
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina
·
Stanza
adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan
buah kalimat. Stanza disebut juga oktaf. Persajakan stanza atau oktaf tidak
berurutan.
Contoh stanza: PERTANYAAN ANAK KECIL
Hai kayu-kayu dan daun-daunan!
Mengapakah kamu bersenang-senang?
Tertawa-tawa bersuka-sukaan?
Oleh angin dan tenang, serang?
Adakah angin tertawa dengan kami?
Bercerita bagus menyenangkan kami?
Aku tidak mengerti kesukaan kamu!
Mengapa kamu tertawa-tawa?
Hai kumbang bernyanyi-nyanyi!
Apakah yang kamu nyanyi-nyanyikan?
Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi!
Apakah yang kamu bunyi-bunyikan?
Bungakah itu atau madukah?
Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah?
Mengapakah kamu tertawa-tawa?
·
Soneta berasal dari kata Sonetto dalam bahasa
Italia yang terbentuk
dari kata latin Sono yang berarti ‘bunyi’ atau ‘suara’. Adapun syarat-syarat
soneta (bentuknya yang asli) adalah sebagai berikut.
• Jumlah
baris ada 14 buah.
• Keempat
belas baris terdiri atas 2 buah quatrain dan 2 buah terzina.
• Jadi
pembagian bait itu: 2 × 4 dan 2 × 3.
• Kedua buah
kuatrain merupakan kesatuan yang disebut stanza atau oktaf.
• Kedua buah
terzina merupakan kesatuan, disebut sextet.
• Octav
berisi lukisan alam; jadi sifatnya objektif.
• Sextet berisi curahan, jawaban, atau kesimpulan
sesuatu yang dilukiskan
dalam oktaf; jadi sifatnya subjektif.
• Peralihan dari oktaf ke sektet disebut volta.
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya
antara 9 dan 14 suku
kata.
• Rumus dan sajaknya a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.
Contoh Soneta: GEMBALA
Perasaan siapa ta’kan nyala (a)
Melihat anak berlagu dendang (b)
Seorang saja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)
b.
Berbentuk
Prosa
Seperti halnya prosa dalam sastra modern, prosa dalam
karya sastra klasik juga mempunyai unsur-unsur tokoh, penokohan, alur, latar,
setting, amanat, dan teman.
Karya sastra klasik yang berbentuk prosa terdiri dari
cerita, cerita binatang, sejarah, mite, dan legenda.
Jenis prosa
lama:
Prosa sastra
melayu klasik juga memiliki berbagai macam jenisnya, diantaranya yaitu;
·
Dongeng
adalah cerita-cerita zaman purba yang berbentuk prosa yaitu tentang cerita
khayal dan penuh keajaiban. Dongeng ini disampaikan dari mulut kemulut.
·
Mite berasal
dari bahasa Yunani, mythos yaitu tentang kehidupan makhluk halus atau hantu
seperti jin, kuntilanak, dan dewi-dewi.
Misalnya: Si
Kelambai, dan Setan Penanggalan
·
Fabel ialah
dongeng yang menceritakan binatang yang hidup sebagai manusia berbuat dan
berbicara seperti binatang.
Pada umumnya
fabel mempunyai tendens didaktis. Fabel ini sangat terkenal di Indonesia. Di
tiap-tiap daerah mempunyai pelaku-pelaku binatang yang berlainan.
Di Jawa dan
di Melayu dipusatkan pada planduk (kancil), di Sunda pada kura-kura, di Toraja
pada kera hantu.
Contoh: Hikayat
Sang Kancil
·
Legenada
ialah dongeng yang berisikan tentang cerita terjadinya nama-nama tempat,
gunung, sungai, danau, dan sebagainya.
Misalnya: Danau Gunung Tangkuban Perahu, Terjadinya
Danau Toba, Terjadinya Danau Maninjau.
·
Dongeng ini
sengaja menceritakan kebodohan seseorang. Apa yang dilakukannya serba salah,
sehingga menimbulkan humor atau kejenakaan.
Misalnya
1. Dalam
bahasa Melayu : Pak Pandir, labai Malang.
2. Dalam
bahasa Jawa : Joko
Pandir, Lebai Malang
3. Dalam
bahasa Batak : Ni Pandir.
4. Dalam
bahasa Sunda : Si kabayan.
·
Sage ialah
dongeng yang mengandung unsur sejarah.
Misalnya: Hang
tuah Joko Tingkir.
·
Hikayat
berasal dari bahasa Arab, yang berarti cerita. Hikayat ini mirip dengan
dongeng, penuh khayal, isinya tentang kehidupan sekitar istana, oleh karena itu
dapat disebut dongeng istana.
Pelaku utama
dalam hikayat adalah raja, permaisuri, putra raja yang gagah berani, serta
putrinya yang canti jelita.
Hikayat
Melayu: Hikayat hang Tuah, Hikayat Si
·
Sejarah atau
Silsilah. Penulis sejarah dalam sastra lama ialah pegawai istana, yang
berisikan tentang asal usul raja dan kejadian-kejadian penting, adat istiadat.
Contoh:
(1) Sejarah melayu – konon
dikarang oleh Tun Sri Lanang.
(2) Hikayat Raja – Raja Pasai.
(3) Silsilah Bugis.
(4) Sejarah Danau Maninjau
copy paste dari beberapa sumber
sememangnya bahasa penuh alunan seni yang menjiwai segenap pelusuk nadi sesebuah karya hanya yang memahami alunan sesuatu karya itu jiwanya haluss dan sangat berseniii
BalasHapus